Bacaan Surat Ali Imran Ayat 190-191 dalam Tulisan Arab, Latin, Lengkap dengan Arti dan Tafsirnya

Berikut bacaan surat Ali Imran ayat 190 191 dalam tulisan Arab, latin, lengkap dengan arti dan tafsirnya. Surat Ali Imran terdiri dari 200 ayat dan merupakan surah ke 3 dalam al Qur'an. Surat Al Ikhlas tergolong surah Madaniyah karena diturunkan di Madinah.

Dikutip dari Kemenag.go.id , berikut bacaan surat Ali Imran ayat 190 191: اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ (190)

Perkembangan Negosiasi Gencatan Senjata di Gaza, Hamas: Tentara IDF Harus Sepenuhnya Tarik Pasukan Presiden Palestina Mahmoud Abbas Tidak akan Membiarkan Israel Memisahkan Gaza dari Palestina Bacaan Surat Ali Imran Ayat 190 191 dalam Tulisan Arab, Latin, Lengkap dengan Arti dan Tafsirnya

Aljazair Desak DK PBB Segera Wujudkan Resolusi Terkait Gencatan Senjata di Gaza Dendam Ivan Gunawan ke KPI, Sindir Keras saat Tampil Lagi di Brownis, %27Baju Gue Hari ini Laki Kan?%27 Halaman 3 Israel Sudah Siapkan Skenario Baru Jika Warga Palestina Enggan Diusir Pergi dari Gaza

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata dan Penukaran Tawanan, Ini Detail Isinya Survei Elektabilitas Capres Terbaru, Pilpres 2024 1 Putaran, Prabowo Mengaku Sudah Tak Sabar Kerja Halaman 4 Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,

Setelah menjelaskan keburukan keburukan orang Yahudi dan menegaskan bahwa langit dan bumi milik Allah, pada ayat ini Allah menganjurkan untuk mengenal keagungan, kemuliaan, dan kebesaranNya. Sesungguhnya dalam penciptaan benda benda angkasa, matahari, bulan, beserta planet planet lainnya dan gugusan bintang bintang yang terdapat di langit dan perputaran bumi pada porosnya yang terhampar luas untuk manusia, dan pergantian malam dan siang, pada semua fenomena alam tersebut terdapat tanda tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal yakni orang yang memiliki akal murni yang tidak diselubungi oleh kabut ide yang dapat melahirkan kerancuan. الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191)

(yaitu) orang orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka. Orang orang berakal yaitu orang orang yang senantiasa memikirkan ciptaan Allah, merenungkan keindahan ciptaan Nya, kemudian dapat mengambil manfaat dari ayat ayat kauniyah yang terbentang di jagat raya ini, seraya berzikir kepada Allah dengan hati, lisan, dan anggota tubuh. Mereka mengingat Allah sambil berdiri dan berjalan dengan melakukan aktivitas kehidupan. Mereka berzikir kepada Nya seraya duduk di majelis majelis zikir atau masjid, atau berzikir kepada Nya dalam keadaan berbaring menjelang tidur dan saat istirahat setelah beraktivitas, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi sebagai bukti kekuasaan Allah yang Mahaagung seraya berkata, “Ya Tuhan kami! Kami bersaksi bahwa tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia sia melainkan mempunyai hikmah dan tujuan di balik ciptaan itu semua. Mahasuci Engkau, kami bersaksi tiada sekutu bagi Mu. Kami mohon kiranya Engkau melimpahkan taufik agar kami mampu beramal saleh dalam rangka menjalankan perintah Mu, dan lindungilah kami dari murka Mu sehingga kami selamat dari azab neraka. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *