Pembangunan Nusantara, Ibu Kota Negara (IKN) pengganti Jakarta saat ini terus dikebut. Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mencanangkan bahwa tahun depan sebagian abdi negara akan mulai berkantor di kota baru yang sedang dibangun itu. Maka tak heran jika pagi, siang, hingga malam, truk pembawa beragam material bangunan hilir mudik di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur itu.
Meski bentuk kota belum kelihatan, namun denyut aktivitas para pekerja proyek terekam jelas kasat mata. Selain menjadi ibu kota negara dan pusat pemerintahan, IKN juga akan dikembangkan sebagai tempat tujuan wisata. Maka itu, Badan Otorita IKN dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mulai menyisir beberapa lokasi yang berpotensi dikembangkan menjadi tempat tujuan wisata di sekitar IKN.
Saat ini setidaknya ada lima destinasi yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 6 Halaman 60 61 62: Bilangan Desimal Soal & Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 6 SD/MI Subtema 2 Pembelajaran 1 Halaman 58 59 60 61 62
Melongok Goa Tapak Raja, Bekas Tempat Bertapa Raja, Calon Destinasi Wisata Andalan di IKN Nusantara Kunci Jawaban Tema 3 Kelas 6 Subtema 2 Pembelajaran 1 Halaman 61 62 63 64 65 66 67 68: Televisi Fakta Sosok Samo Rafael yang Cium Amanda Manopo: Tak Kalah Arya Saloka, Pemain Film Kupu kupu Kertas Halaman all
Wisata Gua Tapak Raja Jadi Penyumbang Pendapatan Desa Wonosari di IKN Nusantara Asiknya Berwisata ke Gua Tapak Raja, Destinasi Unggulan di Ibu Kota Nusantara Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 101 102 Kurikulum Merdeka Halaman 3
Satu di antaranya adalah Goa Tapak Raja yang berlokasi di Desa Wonosari, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Goa Batu Tapak Raja berjarak sekitar 31 km ke arah timur Titik Nol IKN Nusantara. Butuh sekitar 1 jam perjalanan darat menuju lokasi tersebut dari Titik Nol IKN.
Dari Balikpapan, waktu tempuhnya sekitar 2 jam. Goa Tapak Raja adalah sebuah gua peninggalan dari tokoh tokoh adat setempat dan para raja terdahulu. "Tapak Raja" sebagai nama goa dikarenakan di dalamnyaterdapat stalaktit yang bentuknya menyerupai telapak kaki manusia.
Batuan stalagmit di Goa Tapak Raja sendiri tampak berjajar tak beraturan. Menurut Kepala Desa Wonosari, Kasiyono, Goa Tapak Raja diyakini sebagai lokasi pertapaan seorang raja pada zaman dahulu kala. "Siapa nama rajanya yang bertapa di sini tidak disebutkan. Tapi pada zaman kerajaan, konon goa ini dijadikan sebagai tempat pertapaan. Itu juga diyakini oleh tokoh adat atau pemangku suku Paser," kata Kasiyoni, Kepala Desa Wonosari, Selasa (3/10/2023).
Setelah zaman kerajaan, kegiatan pertapaan di Goa Tapak Raja kemudian diikuti oleh seorang tokoh suku Paser pada zaman gerombolan, yakni sekitar 1950 hingga 1960 an. Tokoh tersebut tinggal di dalam gua itu untuk memperdalam ilmu kanuragan atau ilmu bela diri secara supranatural. Sampai sekarang, kata Kasiyono, masih ada orang yang datang untuk bertapa di dalam gua tersebut.
"Tapi kami tidak menjual paket wisata (ritual bertapa) itu," kata Kasiyono. Tak hanya itu, masyarakat setempat percaya bahwa tokoh yang bertapa di Goa Tapak Raja tersebut memiliki seorang sahabat yang menunggu di dalam goa, bernama Bea. Bea adalah semacam penghuni makhluk halus penunggu Goa Tapak Raja.
Maka itu, goa ini pernah disebut dengan nama Goa Bea. Ada beberapa larangan bagi pengunjung di Goa Tapak Raja ini. Salah satunya, perempuan yang sedang berhalangan (menstruasi) dilarang masuk ke area bagian dalam gua.
“Larangan lainnya cuma jangan mengotori dan berbuat sembarangan di gua,” kata Ruslan, salah seorang pemandu di dalam gua. Dulu, kawasan di sekitar Goa Batu Tapak Raja banyak ditumbuhi pohon elai, yakni pohon durian berwarna kuning yang dalam bahasa Paser disebut dengan paken. Maka itu kawasan Goa Batu Tapak Raja dahulu juga sempat disebut dengan nama Kampung Paken.
Goa Tapak Raja sebenarnya sudah menjadi destinasi wisata bagi masyarakat lokal sejak tahun 1980 an. Goa Tapak Raja dijadikan tempat wisata setelah sang tokoh suku Paser tidak lagi bertapa di Tapak Raja, sehingga goa tersebut tidak ada lagi penghuninya. Diceritakan Kasiyono, sekitar tahun 1983 ada masyarakat Jawa yang transmigrasi dan menjadikan gua tersebut sebagai wisata untuk masyarakat lokal.
Namun saat itu belum ada pengelolaan yang betul betul resmi dan serius di objek wisata tersebut. Kasiyono menyebut saat itu belum ada akses jalanan untuk kendaraan bermotor menuju kawasan goa. "Belum ada jalan pada saat itu, jadi perlu jalan kaki sekitar 1,5 kilometer dari kantor desa menuju goa," ujar Kasiyono.
Saat Kasiyono ditugaskan sebagai Kepala Desa Wonosari pada 2016, ia lantas mengajak masyarakat setempat untuk bergotong royong membangun goa sebagai tempat wisata. Proses perencanaan disusun pada 2017, lalu pengerjaan dilakukan pada 2018. Gotong royong bersama masyarakat membuahkan hasil, karena akses jalan kaki ke lokasi goa jauh lebih singkat dari semula yakni menjadi 600 meter.
Kegiatan pembangunan jalan menuju goa dilanjutkan pada 2019. Pada perencanaannya, destinasi wisata Goa Tapak Raja akan dibuka pada 2020. Namun sayangnya, pembukaan wisata tidak dilakukan lantaran pandemi Covid 19 melanda.
Baru setelah pandemi reda, Goa Tapak Raja diresmikan sebagai destinasi wisata pada 28 Mei 2022. Saat ini, Goa Tapak Raja masih dalam proses pembangunan untuk wisata dekat IKN. Direncanakan, kawasan ini akan dibuka kembali secepatnya.
Kasiyono yakin kawasan Goa Tapak Raja ini akan berkembang menjadi destinasi wisata andalan di sekitar IKN. "Ini saja belum resmi dibuka, sudah ratusan orang yang datang berkunjung setiap minggunya." "Kalau ini dibuka, saya optimis akan meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar sini. Bisa menampung atau mempekerjakan lebih dari 100 orang dengan gaji UMR. Itu target kami," ucapnya.
Sementara itu Direktur Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Badan Otorita IKN, Muhsin Palinrungi menyebut Provinsi Kalimantan Timur memiliki beberapa destinasi wisata yang dapat dikembangkan untuk mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di IKN Nusantara. “Di IKN, bicara pariwisata yang ada di kawasan pengembangan ini baru ada sekitar lima atau empat destinasi wisata yang potensial kita kembangkan,” ujar Muhsin pada acara NETAS (Nemuin Komunitas) bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Titik Nol Nusantara, Kalimantan Timur, Selasa (3/10/2023). Selain Goa Tapak Raja, Muhsin menyebut ada kawasan mangrove Mentawir, Gunung Parung, air terjun Tembinus, serta bukit Bengkirai.
Sekretaris Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Sesmenparekraf) Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, seiring masifnya pembangunan infrastruktur di IKN Nusantara, Kemenparekraf menyadari perubahan dinamika yang sedang berlangsung di wilayah IKN, khususnya pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Kemenparekraf kata Giri, siap mendukung dan berkolaborasi dalam pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang ada di IKN. Sementara Kepala Biro komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani menyebut saat ini diperlukan sosialisasi potensi IKN di Sepaku sebagai destinasi pariwisata yang menarik.
Selain juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif ini dilakukan dengan berkelanjutan, menghormati budaya lokal, dan melindungi lingkungan alam.