Consultant of Cardiac Intervention & Arrhythmia, dr Ignatius Yansen NG, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC jelaskan mengenai kekambuhan yang dapat terjadi usai melakukan pengobatan pada atrial fibrilasi. Atrial fibrilasi merupakan kondisi jantung di mana denyut jantung tidak beraturan dan sering kali cepat. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko stroke, gagal jantung, dan komplikasi terkait penyakit jantung lainnya.
Atrial fibrilasi merupakan salah satu kondisi yang bisa hilang timbul atau dapat pula tak kunjung menghilang. Meski biasanya tidak mengancam nyawa, namun atrial fibrilasi merupakan kondisi medis serius yang terkadang memerlukan perawatan darurat untuk mencegah terjadinya komplikasi parah. Perlu diketahui, atrial fibrilasi ini terjadi akibat adanya gangguan hantaran sinyal listrik di otot jantung.
Akibatnya, denyut jantung menjadi tidak normal sehingga tidak memompa darah dengan optimal ke seluruh tubuh. BREAKING NEWS : Harga Rica di Manado Rabu 10 Januari 2024, Satu Kilogram Rp 60 Ribu Turun Drastis, Ini Harga Rica Terbaru di Sulawesi Utara yang kian Merosot
Setelah Lakukan Pengobatan, Apakah Atrial Fibrilasi Bisa Kambuh Kembali? Dokter Berikan Tanggapan Harga Daging Babi di Pasar Swalayan Manado Sulawesi Utara Naik, Rp 104 Ribu Per Kilogram RAMALAN ZODIAK Besok Jumat 2 Februari 2024: Virgo Libra Banyak Uang, Aquarius Hari yang Berat Halaman all
Apakah Selangkangan Hitam Termasuk Kondisi yang Normal? Begini Tanggapan Dokter Biduran Sering Kambuh Bisa Diatasi dengan Bahan Herbal, Ini Penjelasan Dokter Jakarta Sengit, Cek 3 Survei Elektabilitas Pilpres 2024 Terbaru, Terjawab Capres Terkuat di Ibu Kota Halaman 4
Dilansir dari kanal YouTube Kompas Tv , Consultant of Cardiac Intervention & Arrhythmia, dr Ignatius Yansen NG, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC berikan penjelasan mengenai kekambuhan pada atrial fibrilasi usai melakukan pengobatan. Dr Ignatius Yansen menuturkan, atrial fibrilasi dapat dilakukan pengobatan dengan cara ablasi jantung, yaitu dengan Kateter ablasi dan Cryoablation. Kateter ablasi ini adalah prosedur non bedah untuk memperbaiki aktivitas listrik abnormal pada jantung dengan mengirimkan radiofrekuensi melalui kateter.
Kateter tersebut akan menghantarkan energi listrik untuk memperbaiki gangguan irama jantung, karena pada atrial fibrilasi irama jantung mengalami gangguan. Sementara itu, Cryoablation merupakan salah satu prosedur lainnya untuk pengobatan atrial fibrilasi dengan menggunakan balon dingin. Balon dingin tersebut akan dimasukkan ke dalam pembuluh darah paru, kemudian didinginkan suhunya hingga minus 50 derajat.
Lantas, apakah setelah melakukan ablasi jantung atau pengobatan, atrial fibrilasi bisa kambuh kembali? Dr Ignatius Yansen menjelaskan, tingkat keberhasilan dari ablasi jantung ini kembali lagi pada kondisi pasien. Jika pasien atrial fibrilasi ini diketahui sejak dini pada saat atrial fibrilasi masih stadium awal, maka untuk tidak kambuh dan keberhasilannya sangat tinggi.
Ketika atrial fibrilasi diobati pada saat stadium awal, angka kekambuhannya sangat kecil dibandingkan dengan pasien yang sudah memasuki atrial fibrilasi stadium lanjut. Menurut dr Ignatius Yansen, pada pasien atrial fibrilasi stadium lanjut, angka keberhasilannya hanya 60 70 persen, sedangkan stadium awal bisa mencapai 80 persen. "Stadium lanjut keberhasilannya mungkin hanya 60 sampai 70 persen, sedangkan stadium awal bisa mencapai 80 persen tingkat keberhasilannya," jelas dr Ignatius Yansen.
"Saya selalu cerita kepada pasien saya yang mengalami atrial fibrilasi, setelah menjalani ablasi jantung masalah tidak selesai begitu saja." "Artinya, pasien tetap harus menjaga faktor risiko yang lain, kalau memiliki darah tinggi, darah tingginya harus terkontrol. Kalau memiliki diabetes, diabetesnya harus terkontrol." "Semua itu harus dikontrol dengan baik, supaya mencegah jangan sampai risiko atrial fibrilasi muncul kembali dan pasien harus melakukan ablasi jantung ulang," lanjutnya.
Dr Ignatius Yansen menyebutkan, faktor risiko dari atrial fibrilasi ini tidak hanya faktor usia saja, namun gaya hidup hingga penyakit penyerta juga dapat meningkatkan risiko atrial fibrilasi. "Karena memang faktor risiko dari atrial fibrilasi tidak hanya faktor usia saja, namun gaya hidup hingga penyakit penyerta juga mempengaruhi." "Jika atrial fibrilasi dapat dideteksi sejak awal, pasien memiliki angka kesembuhan yang tinggi dan tidak perlu minum obat kembali," tutur dr Ignatius Yansen.
Untuk melakukan deteksi dini atrial fibrilasi, Anda disarankan untuk melakukan MENARI yaitu meraba nadi sendiri. Hal ini disarankan untuk mengetahui apakah denyut jantung berdenyut secara normal atau tidak. Penjelasan tersebut disampaikan oleh Consultant of Cardiac Intervention & Arrhythmia, dr Ignatius Yansen NG, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC dalam tayangan YouTube Kompas TV program Bincang Sehat.
Baca berita lain seputar kesehatan Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.